Golden Week – 10 Hari Libur yang Membuat Orang Jepang Pusing

Siapa sih yang ga senang sama tanggal merah?

Apalagi tanggal merah yang jatuh sebelum akhir pekan atau tanggal merah yang jatuh di hari senin.

Kalau di Indonesia sih, langsung deh orang-orang Indonesia sibuk menyusun strategi ambil cuti demi memperpanjang hari libur sehingga bisa jalan-jalan di dalam maupun luar negeri. Atau paling tidak ya bisa santai-santai di rumah atau jalan-jalan sambil ngopi-ngopi cantik di mall.

Iya kan?

Tapi, itu di Indonesia.

Lain halnya dengan di Jepang.

Setiap tahun, akhir April – awal Mei dikenal dengan Golden Week yang merupakan rangkaian hari libur nasional selama hampir 1 minggu.

Begini nih susunan Golden Week tiap tahunnya:

29 April : Showa Day

2 Mei: National Holiday

3 Mei: Constitution Day

4 Mei: Greenery Day

5-6 Mei: Children’s Day

Tanggal 30 April dan 1 Mei bukan hari libur nasional jadi orang-orang Jepang biasanya masih masuk kerja.

Tetapi, tahun ini adalah tahun yang spesial untuk Jepang karena Kaisar Akihito memutuskan untuk turun tahta dan memberikan tahtanya kepada anaknya, Naruhito. Pergantian kaisar biasa diikuti dengan pergantian nama periode.

Periode ketika Kaisar Akihito memimpin dikenal dengan nama Heisei (1989-2019), nah masa kepemimpinan Kaisar Naruhito diberi nama Reiwa.

Prosesi turun tahta, pemberian tahta, dan naik tahta diadakan pada tanggal 30 April dan 1 Mei.

Karena prosesi tersebut, tanggal 30 April dan 1 Mei tahun ini juga menjadi libur nasional.

Berhubung tanggal 29 April tahun ini itu jatuh pada hari Senin dan tanggal 30 April plus 1 Mei juga jadi hari libur nasional, maka Golden Week tahun ini totalnya jadi 10 hari terhitung dari tanggal 27 April yang jatuh pada hari Sabtu sampai tanggal 6 Mei yang jatuh pada hari Senin.

Tentu saja gue sangat senang sekali dengan kabar ini. Sayangnya tiket pulang ke Indonesia mahal sekali jadi ya ga bisa mudik. Tapi setidaknya kan bisa break dari kerjaan selama 10 hari.

Senang dong!

Namun lain halnya dengan mayoritas orang-orang Jepang.

Ketika resmi ditetapkan bahwa Golden Week 2019 berjumlah 10 hari berturut-berturut, banyak orang Jepang yang pusing.

Ibu-ibu rumah tangga di Jepang adalah salah satu kelompok yang pusing dengan panjangnya Golden Week tahun ini.

Mereka pusing karena anak-anak mereka libur sekolah, pun suami mereka yang libur kerja. Alhasil, semua anggota keluarga ada di rumah dan sang ibu harus mengurusi anak beserta suaminya. Harus menyiapkan makanan sehari tiga kali, harus menghadapi para anak dan suami selama 10 x 24 jam.

Selain ibu-ibu rumah tangga, banyak juga pekerja kantoran yang pusing karena Golden Week yang panjang.

Sebagian dari para pekerja kantoran bingung mau melakukan apa dengan liburnya yang super panjang. Banyak dari mereka yang berpendapat bahwa libur 3 hari aja udah cukup buat mereka.

Ga sedikit pula para murid di tempat gue mengajar malah protes ketika sekolah libur. Sangkin bingungnya mau ngapain ketika Golden Week, menurut mereka lebih baik mereka menghabiskan libur dengan belajar aja.

Aneh memang, dikasih libur panjang kok malah pusing. Memang sih harga tiket dan hotel jadi meningkat tajam, tapi kan liburan 10 hari bisa juga dihabiskan dengan melakukan hal-hal lain yang ga harus menghabiskan banyak uang.

Binge-watch acara-acara seru di Netflix kan juga bisa jadi pilihan aktifitas untuk menikmati hari libur. Untuk yang kegiatan sehari-harinya super sibuk kan bisa aja menikmati hari libur dengan santai di rumah bareng keluarga. Kenapa juga harus bingung?

Memang masyarakat Jepang ini sangat menarik. Mungkin mereka harus belajar banyak dari masyarakat Indonesia yang selalu bisa menikmati hari libur.

2 thoughts on “Golden Week – 10 Hari Libur yang Membuat Orang Jepang Pusing

  1. Gw kok ngakak sendiri ya baca yang bagian ibu2. Mungkin mereka udah sangat terbiasa ga ketemu anak dan suami jadi pas liburan dan harus menghabiskan waktu bersama malah bingung?

    Like

Leave a reply to Crystal Cancel reply