Orang Jepang dan Alkohol

Akhir tahun dan awal tahun di Tokyo adalah periode yang sangat menguji kesabaran gue karena jumlah orang mabuk yang meningkat tajam. Jumlah mereka meningkat pesat karena akhir tahun dan awal tahun adalah masa-masa banyaknya party akhir tahun dan awal tahun.

Di jalanan, di stasiun, di dalam kereta, orang mabuk bertebaran dimanapun gue berada dan berjalan.

Kalian pasti bingung kan kenapa sih orang-orang mabuk ini menjadi masalah buat gue. Toh biarin aja mereka mabuk selama ga mengganggu orang lain.

Masalahnya, para orang mabuk tersebut berpotensi besar menjadi masalah bagi lingkungan sekitar.

Satu contoh nih ya, mereka mabuk lalu jatuh ke rel kereta. Kereta jadi ga bisa jalan karena untuk mengangkut mereka ke platform stasiun butuh waktu. Belum lagi kasus orang mabuk jatuh ke rel kereta lalu tertabrak. Kasihan tetapi juga menyebalkan.

Belum lagi kereta yang jadi bau alkohol karena keberadaan mereka, atau kursi kereta yang jadi sempit karena ga sedikit dari orang-orang mabuk ini yang tiduran di kursi kereta. Sungguh mengesalkan.

Gue selalu bertanya-tanya kenapa sih orang Jepang ini seneng banget minum alkohol? Terutama bir (bukan sake). Pagi, siang, malam, subuh, kapanpun ada kesempatan pasti mereka minum alkohol.

Seperti biasa, gue anaknya emang penasaran jadi ya gue tanya-tanya ke orang sekitar soal hal ini. Jawaban yang gue terima ternyata lumayan menarik.

Menurut orang-orang Jepang yang gue tanya, mayoritas orang Jepang suka banget minum alkohol karena alkohol membuat mereka merasa tenang yang kemudian meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi. 

Iya, orang Jepang butuh bantuan alkohol untuk bisa ngobrol-ngobrol seru sama teman atau kolega. Berbanggalah orang Indonesia yang ga butuh alkohol untuk bisa ngobrol-ngobrol asik sama temen.

Di Jepang (dan mungkin di beberapa negara lain), kebiasaan minum alkohol sudah menjadi budaya. Tapi menurut gue, budaya minum di Jepang berada pada level yang berbeda.

Salah satu rekan kerja gue yang orang Jepang pernah cerita soal pengalaman dia yang awalnya ga suka minum bir tapi sekarang jadi suka banget minum bir. Dia cerita bahwa kesukaan dia minum bir itu berawal dari ketika dia mulai kerja. Ada tekanan sosial yang membuat dia harus minum.

Keras ya hidup orang Jepang? Persoalan minum alkohol aja ada social pressure nya. Rekan kerja gue itu bilang bahwa kalau dia ga ikutan minum, mungkin orang-orang di kantornya akan menganggap dia kurang sopan, terutama bos-nya.

Bagi yang tertarik dengan sisi sejarah dari budaya minum alkohol di Jepang, secara singkat gue bisa bilang kalau memang kebiasaan minum alkohol sambil ngumpul bareng udah ada dari ratusan tahun yang lalu.

Kalau nonton drama yang latar belakangnya jaman samurai pasti sering lihat deh para petinggi samurai itu minum-minum sake sambil nonton tarian traditional ditemani para wanita cantik. Kelihatannya mereka seperti lagi bersenang-senang, sebenarnya mereka lagi menyusun taktik perang atau management wilayah.

Kesimpulan yang gue ambil soal orang Jepang dan kegilaan mereka dengan alkohol ada dua. Pertama, mereka memang bukan tipe orang yang bisa berkomunikasi dengan terbuka, jadi butuh bantuan alkohol biar mabuk, baru deh ngobrol. Kedua, alkohol adalah cara mereka memperkuat relasi, hal ini berhubungan dengan kesimpulan pertama.

Akan tetapi, gue tetap ga ngerti kenapa Jepang ga menetapkan aturan yang melarang orang-orang mabuk untuk naik kereta atau jalan kaki sendirian. Bahaya loh!

Leave a comment